Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan Hati Seorang Perangkat Desa dan RT/RW di sesi Pembagian Bansos Covid

     Masa Covid yang udah berlalu maupun yang sekarang masih berjalan dari awal 2020 emang menyisakan pilu diberbagai belahan dunia. Mulai dari ditinggalnya sanak saudara yang dicintai karena covid, usaha yang kian merosot karena dampak ekonomi covid, para anak sekolah yang satu tahun lebih belajar daring, dan sampai berbagai jenis bantuan yang dikucurkan pemerintah untuk menangani ekonomi para masyarakat luas. 

    Diawali dengan masa pandemi mulai merebak, ekonomi indonesia mulai turun, para pedagang mengeluhkan omset mereka yang sangat anjlok drastis, tak sedikit para pengusaha pun ada yang memberhentikan karyawannya karena sudah tak sanggup lagi menggaji karyawannya. Belum lagi para pegawai swasta yang mendadak di PHK karena memang ekonomi perusahaannya tersebut sedang berada dibawah akibat imbasnya covid.

    Pemerintah pun mau tak mau mulai kelabakan untuk menangani ekonomi indonesia ini, dan mulai lah meluncurkan beberapa program bantuan untuk disalurkan langsung kepada masyarakat. Mulai dari bantuan kemensos, bantuan provinsi, bantuan BLT Dana Desa, Bantuan BPNT, atau PKH, maupun KKS, terus yang lebih baru ada program bantuan Minyak Goreng (yang sekarang lagi langka-langkanya nih ). saking bingungnya para masyarakat susah bedainnya, yang mereka tau dan sebut adalah cuman bantuan corona, udah gitu doang. 

    Ditengah banyak bantuan itu ga sedikit polemik hadir, mulai dari korupsi bansos sang menteri itu sendiri, sampe dilema bansos untuk para instansi dibawah nya. Dilema nya adalah para instansi dibawahnya termasuk di Pemerintahan Desa sedikit kebingungan dengan adanya bantuan/program baru yang terus menerus turun sedangkan dataan kpm (keluarga penerima manfaat) kadang ga sinkron sama kondisinya sekarang apakah masih layak/ tepat sasaran atau tidak. Akhirnya ada yang berujung tak kondusif ditengah masyarakat tersebut.

      Dibalik itu ga menutup kemungkinan  semuanya berjalan mulus, adakalanya sebuah program sering menemukan kendala dilapangan, apalagi programnya tuh nyakup masalah pembagian duit. Ga cuman Perangkat Desa nya aja yang sering jadi sasaran pendataan, pembagian sampai akhirnya jadi bahan cemberutan warga yang ga dapet, Para RT/RW pun kelimpungan menghadapi program bantuan ini, masalahnya mereka juga ga sedikti sering jadi bahan sasaran warganya sendiri kalo yang ga dapet.

    Inginnya sih merata yah, satu program bantuan untuk semua dan seluruh masyarakat, jadi kalo setengah-setengah gini tuh suka banyak banget yang komplen, "ko, gue ga dapet sih, kenapa si itu yang dapet yang jelas-jelas anak-anaknya pada kerja", "harusnya gue sih yang dapet, karena emang gue layak dapat bantuan secara keadaan ekonomi daripada si dia yang ekonominya masih keliatan jalan", dan berbagai celotehan-celotehan lainnya. Aku khususnya yang emang kerja di pemerintahan tingkat desa ga jarang ada aja warga yang langsung kerumah minta diajuin program bantuan. It's fine yah,,, itu naluri tiap orang/masyarakat yang mungkin pengen  banget nerima bantuan,  namanya juga ikhtiar kan yah.

    Tapi kalo kyk gitu suka jadi kasian banget, mereka akhirnya malah jadi nunggu-nunggu hal yang memang belum pasti. Tapi ada juga sih warga Desa yang emang bener-bener pake hati nurani nya, dalam artian ketika mereka dapet akhirnya mau berbagi sama yang belum dapat samasekali, padahal mereka pun masih bisa dikatakan kekurangan.

    Banyak banget suka duka yang udah dijalanin selama pandemi ini, apalagi yang mencakup layanan masyarakat di segi program bantuan ini. Ada susah ada senang juga.  Susah nya itu ngasih penjelasan bantuan bagi yang belum dapat ke warga agar penjelasan tersebut bener-bener bisa diterima sama warga itu sendiri. Kalo senengnya jadi bisa lebih deket secara sosial sama masyarakat. Yang paling best moment kalo ada masyarakat yang udah kebantu, terus ngucapin  tanda makasih sambil ngasih ucapan do'a-do'a yang baik dan itu bikin haru banget. 

    Sepanjang Covid ini hikmahnya adalah saling gotong royong, mulai dari instansi paling ngasih program bantuan, hingga instansi yang paling deket sama masyarakat yaitu RT/RW yang sekaligus ngasih edukasi sama masyarakatnya langsung, dan hampir semuanya berperan disini, untuk ekonomi Indonesia  yang harus segera pulih.  Banyak banget cerita dan kisah selama covid ini, yang emang ga bisa diceritain satu persatu, tapi yang pasti apapun keadaannya selalu bersyukur banget bisa bertahan ditengah krisis dunia ini, cielaahh.. Pokoknya apapun profesi kita, semoga bisa saling bantu apalagi profesinya untuk kebutuhan banyak umat. Aamiin deh pokoknya.

Eva Annisasalam
Eva Annisasalam Seorang Hamba Allah yang Mensyukuri Kekurangan dan Kelebihan

Post a Comment for "Catatan Hati Seorang Perangkat Desa dan RT/RW di sesi Pembagian Bansos Covid"